Total Tayangan Halaman

Kamis, 08 Desember 2016

Nostalgia Masa Kanak-Kanak

Feature News: "Nostalgia Masa Kanak-Kanak"
Mata Kuliah: Dasar-Dasar Jurnalistik



Malam itu, tepatnya 2 Desember 2016, langit tampak sepi. Bulan dan bintang tampak bersembunyi di balik awan hitam. Malam itu, sepertinya hujan akan turun, tetapi tidak membuat saya yang hendak pulang ke rumah, mengendarai motor dengan kecepatan tinggi. Mencoba menikmati angin malam nan dingin.
Tiba-tiba saja, terdengar lagu yang tidak asing lagi di telinga. Satu, satu, aku sayang Ibu. Dua, dua juga sayang Ayah. Begitulah bunyinya. Lantas saya menurunkan kecepatan motor, menengok ke kanan dan ke kiri, mencari tahu dari mana asal suara itu. Ketika saya menoleh lagi ke depan, ada sebuah motor yang sudah didesain sedemikan rupa.
Photo by Khumaira

Senyum seketika terbit di bibir saya. Itu odong-odong! Atau, orang Gorontalo biasa menyebutnya hoya. Odong-odong atau hoya merupakan permainan yang dikhususkan untuk anak-anak. Jadi, seperti yang sudah saya katakan tadi, motor akan didesain sedemikian rupa hingga menjadi sebuah kereta yang memuat tiruan kuda atau kenderaan seperti mobil dan motor. Di setiap sisinya terdapat hiasan dan lampu-lampu cantik.
Saya menjadi tertarik melihat odong-odong itu sebab sekarang ini, odong-odong sudah sangat jarang terlihat. Mungkin, dalam tiga tahun terakhir, malam itu merupakan kali pertama saya melihat odong-odong lagi. Hal itu membuat saya seketika teringat masa kanak-kanak dulu.
Waktu itu, saat saya menjadi siswi sekolah dasar, ketika jam istirahat tiba, seorang lelaki paruh baya atau jejaka kerap mengunjungi sekolah, membawa odong-odong sekalian. Semua siswa menjadi antusias. Waktu itu, odong-odong memang sangat tren di kalangan anak-anak. Saya pun sama antusiasnya dengan mereka hingga rela menyisikan uang jajan hanya untuk menikmati satu ronde permainan diiringi satu lagu anak-anak. Kalau tidak salah ingat, harga per ronde odong-odong adalah dua ribu rupiah. Entahlah sekarang berapa, mungkin sudah naik mengingat harga BBM juga semakin lama semakin menjadi-jadi.
Padahal, dulu sekali, kenderaan yang dipakai untuk kemudian dijadikan kereta bukanlah motor seperti sekarang ini. Pada masa kanak-kanak saya, kereta odong-odong dimuat oleh sepeda yang dengan ajaibnya, bisa menggerakkan tiruan kuda, mobil, motor dan lainnya. Tukang odong-odong hanya perlu mengayuh sepeda seperti biasa, lalu kuda akan berputar. Nyatanya tidak, itu hanya pikiran lugu seorang bocah berusia sembilan tahun. Kereta sudah dipasang dinamo yang nantinya akan bekerja sendiri saat tombol khusus turn on ditekan, tetapi saya tidak menyadarinya dan malah asyik menikmati permainan hingga akhir.
Hal yang mengasyikkan ketika bermain odong-odong itu ada dua. Pertama, dengan tiruan kuda, kita bisa bertingkah seakan-akan kita adalah seorang koboi muda nan profesional. Atau, ketika menaiki mobil-mobilan; seakan-akan kita sedang berada di arena balap. Kedua, kita dapat menikmati lagu anak-anak selama permainan odong-odong berlangsung, membuat senyum lebar dan gelak tawa serta-merta terbit. Ah, benar-benar mengasyikkan!
Mengumpulkan kembali kepingan memori masa kanak-kanak, membuat saya menyayangkan satu hal. Bahwa, adik-adik saya, yang saat ini berumur sama dengan saya waktu itu (bahkan ada yang lebih muda), tidak sempat menikmati asyiknya naik odong-odong. Betapa menyenangkannya berpura-pura mengendarai kuda dengan iringan lagu anak-anak. Sekarang semuanya sibuk memegang gadget. Kiri gadget, kanan gadget. Miris, pikir saya setiap kali melihat adik-adik saya yang hanya berkutat di depan layar ponsel.
Andai bisa mengulang kembali masa kanak-kanak, memutar waktu ke zaman jadul, mungkin sudah saya lakukan sejak kemarin. Demi menikmati kereta kuda dan lagu anak-anak.
Satu, satu aku sayang Ibu. Dua, dua juga sayang Ayah. Tiga-tiga, sayang adik kakak. Satu, dua, tiga sayang semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Menyikapi Surat Pembaca dengan Strategi Khusus

Artikel: "Menyikapi Surat Pembaca dengan Strategi Khusus" Mata Kuliah: Penulisan Public Relations Menjumpai hal-hal kurang...