Mata Kuliah: Penulisan Public Relations
Menjumpai hal-hal
kurang berkenan di hati tentu menggugah hasrat untuk menyampaikan opini,
pendapat, keluh kesah terhadap hal tersebut. Misalnya, kekecewaan terhadap
suatu produk perusahaan atau pihak-pihak terkait di dalamnya. Kekecewaan itu
dapat direalisasikan dalam bentuk tulisan yang ke depannya dapat dimuat oleh
media cetak atau media massa online dalam
suatu rubrik atau kolom khusus. Opini dalam bentuk tulisan yang dimaksud
disebut surat pembaca.
Surat pembaca adalah
surat yang berasal dari pembaca yang biasanya dimuat oleh media cetak atau
media massa online dalam suatu rubrik atau kolom khusus, seperti
yang sudah dijelaskan pada paragraf pertama. Isi surat pembaca beragam, tetapi
umumnya berisi pengalaman yang tidak menyenangkan, yakni di dalamnya terdapat
keluhan, kekecewaan atau kritikan. Akan tetapi, surat pembaca tidak selamanya
berisikan hal-hal seperti yang sudah disebutkan tadi. Ada pula surat pembaca
yang berisi pujian atau ungkapan kepuasan terhadap sesuatu atau pihak tertentu,
meskipun jarang ditemui.
Penulisan surat pembaca
terutama yang berkaitan dengan keluhan atau kepuasan terhadap suatu produk
perusahaan dapat mendapat tanggapan atau balasan langsung dari perusahaan
terkait. Dalam hal ini, public relations
officer (PRO) atau yang dikenal dengan sebutan Humas sebagai perwakilan
perusahaan. Seorang pejabat PRO harus bijak dan cerdas dalam menyikapi adanya
surat pembaca di media cetak atau media massa online.
Surat pembaca hendaknya
dipahami sebagai suatu proses komunikasi yang muncul dari kalangan publik, baik
publik internal maupun publik eksternal. Surat pembaca yang dimuat media
internal organisasi memungkinkan penulisnya adalah publik internal. Lain halnya
dengan surat pembaca yang dimuat oleh media massa seperti koran, majalah dan
situs besar. Kemungkinan besar penulisnya adalah publik eksternal. Surat
pembaca dari kedua publik tersebut, terutama yang ditujukan ke pihak organisasi
atau perusahaan tempat PRO bekerja, merupakan proses komunikasi yang terjadi
karena adanya stimulus. Stimulus dapat bersumber dari pengalaman publik ketika
menggunakan barang atau jasa dari suatu organisasi atau pelayanan yang
diberikannya.
Dalam model komunikasi
S—R
(Stimulus—Respons)
oleh John C. Zacharis dan Colemen (dalam Kurnia, 2010:87), proses komunikasi
melibatkan dua unsur: stimulus (perangsang) dan respons (tanggapan). Dikaitkan
dengan penulisan surat pembaca, stimulus yang dimaksud adalah sesuatu yang
menyebabkan seseorang menulis surat pembaca seperti yang sudah dijelaskan pada
paragraf di atas. Dari pesan-pesan yang dituangkan dalam surat pembaca dapat
diketahui respons yang ditunjukkan oleh penulis. Respons dapat berupa keluhan,
kritikan, kekecawaan, atau kepuasan, kekaguman, kebanggaan, pujian dan penghargaan.
Surat pembaca terutama
yang berisi keluhan, kekecewaan atau kemarahan sebetulnya merupakan salah satu
kontrol publik yang berguna bagi pihak perusahaan untuk mengetahui kualitas
produk tertentu dan layanannya terhadap publik agar bisa langsung memperbaikinya.
Kebijaksanaan akan mengarahkan seorang PRO untuk segera menentukan langkah yang
tepat dalam menyikapi surat pembaca.
Dalam penyikapan surat
pembaca pun tidak sembarang atau sesuka hati PRO. Ada strategi khusus yang
dapat digunakan oleh PRO yang dikemas menjadi dua strategi. Strategi pertama
adalah menghubungi langsung pengirim dari surat pembaca tersebut. Strategi ini
diperlukan apabila menyangkut persoalan serius dan membutuhkan penyelesaian
segera karena bila diabaikan, dampaknya akan meluas dan merugikan. PRO dapat
memberikan penjelasan sekaligus menawarkan solusi yang tepat dan memuaskan.
Apabila penjelasan dan solusi yang ditawarkan oleh pihak PRO dapat diterima dan
memuaskan konsumen atau pengirim surat pembaca, maka pemulihan hubungan baik dengan
konsumen (publik) dapat dianggap selesai. Namun, apabila kekecewaan dan
kemarahan konsumen (penulis surat pembaca) sudah terlanjur diketahui oleh
konsumen publik melalui surat pembaca yang ditulis, maka PRO harus berupaya
menetralkan bahkan mengubah pandangan publik yang tadinya antipati menjadi
simpati. Guna mewujudkannya, PRO dapat bekerja sama dengan konsumen (penulis
surat pembaca) agar dia bersedia menulis kembali surat pembaca pada media yang
sama yang berisikan testimoni kepuasan terhadap penjelasan dan solusi yang
diberikan oleh pihak perusahaan.
Strategi selanjutnya
adalah membalas surat pembaca secara langsung. Strategi ini tidak lebih efektif
dalam memulihkan hubungan baik dengan konsumen/publik daripada strategi
sebelumnya. Membalas dan mengirim surat pembaca secara langsung cenderung
bersifat penyeimbang, penetralisir, pembelaan diri atau bantahan terhadap persoalan
yang tertuang dalam isi surat pembaca. Tujuan strategi ini lebih kepada upaya
untuk memulihkan anggapan negatif dari publik yang telah membaca surat pembaca
dari konsumen, daripada kesungguhan untuk memuaskan konsumen dengan memberikan
solusi terbaik.
Penulisan balasan surat
pembaca secara langsung harus segera dilakukan PRO setelah menentukan solusi
terbaik sebagai penyelesaian persoalan yang timbul dari surat pembaca dengan
tetap memerhatikan struktur-struktur penulisan. Secara keseluruhan, struktur
yang harus diperhatikan dalam menulis suarat pembaca meliputi: pendahuluan, isi
dan penutup. Pendahuluan dapat
diawali dengan ucapan penghormatan atau terima kasih kepada pengirim surat
pembaca. Sebutkan namanya dengan ejaan yang benar sesuai dengan yang tertera
dalam surat pembacanya, dilanjutkan dengan menyinggung keluhannya sesuai judul
dalam surat pembacanya disertai penyebutan media dan tanggal edisi pemuatannya.
Selanjutnya, isi. Isi sebaiknya diawali permohonan
maaf dan dilanjutkan menyampaikan hal-hal yang perlu dijelaskan sesuai
persoalan yang dikemukakan oleh pengirim surat pembaca. Penjelasan hendaknya
disampaikan secara terperinci dengan menyertakan solusi atau langkah-langkah
yang perlu dilakukan terutama oleh pihak perusahaan sebagai wujud komitmen
untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jangan menunjukkan egoisme apalagi
terkesan tidak mau disalahkan.
Terakhir, penutup. Sampaikan apresiasi kepada
konsumen atas keluhannya sebaga bahan evaluasi bagi manajemen/organisasi untuk
memperbaiki dan meningkatkan pelayanan. Ucapan terima kasih dapat disampaikan
atas kesediaan konsumen memilih produk/jasa dari perusahaan dan permohonan maaf
yang tulus atas kurang/tidak memuaskannya pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan. Sertakan nomor telepon dan alamat surel (e-mail) layanan konsumen yang dapat dihubungi oleh konsumen.
Persilakan konsumen agar mengirimkan nomor telepon dan alamatnya ke e-mail yang dimaksud untuk bahan tindak
lanjut yang diperlukan oleh pihak perusahaan. Berikan jaminan bahwa saran, masukan,
krtikan bahkan keluhan dari setiap konsumen akan direspons. Balasan surat
pembaca diakhiri dengan penghormatan dan nama lengkap penulis balasan surat dan
jabatannya di perusahaan.
Adapun gaya penulisan
balasan surat pembaca bisa beragam, tetapi dalam menuliskannya harus
memerhatikan aspek keringkasan, kejelasan, kepadatan dan ketepatan. Namun,
perlu dicatat bahwa ringkas berarti tidak bertele-tele atau tidak menggunakan
kata-kata yang mubazir. Kejelasan berarti jelas maksudnya atau langsung dapat dipahami
dengan penggunaan kata-kata yang familier atau tidak menggunakan istilah
membingungkan. Padat berarti sarat informasi meskipun disampaikan dengan
kalimat atau paragraf yang ringkas. Ketepatan berarti kesesuaian antara
permasalahan yang disampaikan oleh konsumen dan jawaban atau solusi yang
dikemukakan oleh pembalas surat pembaca, dalam hal ini PRO.
Perhatikan contoh surat
pembaca di bawah ini.
Berikut
adalah balasan atas surat pembaca di atas.
Perhatikan penggunaan
kata-kata khusus yang menunjukkan kerendahan hati, kesantunan atau ketulusan
tetapi tidak berlebihan. Sapaan ‘Bapak’ atau ‘Ibu’ akan jauh lebih baik
daripada ‘Saudara’ atau ‘Anda’. Sangat tidak disarankan untuk menggunakan kata
‘Kamu’ atau ‘You’. Selanjutnya kata
‘dimohon’ akan jauh lebih baik daripada menggunakan kata ‘diharapkan’. Begitu
pula dengan kata ‘alangkah baiknya’ akan terasa lebih tepat padanan katanya
daripada kata ‘seharusnya’. Hindari kata-kata yang terang-terangan menunjukkan
bahwa seorang konsumen telah melakukan kesalahan, kekeliruan atau kecerobohan.
Misalnya, meskipun kenyataanya demikian.
Kata-kata tersebut dapat diganti dengan kata kurang tepat dan diawali dengan kata maaf. Contoh: “…. Maaf,
mungkin Ibu kurang tepat dalam…”
Sangat penting untuk
mengetahui dan memenuhi struktur-struktur dalam penulisan balasan surat pembaca
secara langsung agar hubungan baik antara perusahaan dan konsumen dapat kembali
terjalin. Perlu diperhatikan pula setiap kata yang dipakai agar tidak
menimbulkan interpretasi atau pemahaman yang ambigu dan malah membuat persoalan
menjadi semakin rumit. Jangan mengabaikan proofread
atau membaca kembali balasan surat pembaca yang telah dibuat guna
mengoreksi kata-kata atau kalimat yang keliru dan kurang sesuai. Akhirnya,
setelah semua struktur penulisan balasan surat pembaca dipenuhi, maka balasan bisa
langsung dikirimkan untuk dapat dimuat dalam suatu rubrik atau kolom khusus
media cetak atau media massa online.
(Sumber dan referensi: Buku "Public Relations Writing" oleh Sopian, S.Sos., M.I.K., 2016)
(Sumber dan referensi: Buku "Public Relations Writing" oleh Sopian, S.Sos., M.I.K., 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar